- Proses Pirolisis Katalitik. Proses ini akan menghasilkan minyak biodiesel yang spesifikasinya mirip dengan minyak diesel biasa (solar/petroleum diesel) dengan bahan baku yang digunakan dari minyak tumbuhan (Pure Plant Oil), asam lemak, limbah lemak (waste fat) ataupun limbah minyak goreng. Proses pembuatannya adalah dengan memasukkan umpan pada reaktor fixed bed pada suhu sekitar 500 Celcius, dengan katalis carbon aktif. Produk cair yang dihasilkan bisa diatur berdasarkan kondisi operasinya apakah akan menghasilkan lebih banyak minyak diesel, gasoline (bensin) ataupun kerosene (minyak tanah).
- Penambahan Additif. Biodiesel dapat dibuat dengan menambahkan suatu aditif yang akan memecah rantai minyak tumbuhan sehingga akan berubah menjadi minyak tumbuhan yang spesifikasinya mirip diesel fuel (solar). Perbedaan dengan proses pertama adalah produk yang dihasilkan secara senyawa kimia berbeda dengan minyak diesel, kalau proses pertama benar-benar sama senyawa kimianya dengan minyak diesel. Namun, keunggulan proses ini adalah pada: lebih mudah pembuatannya (dengan mixing dan pengadukan saja), tidak memerlukan panas dan sangat cepat reaksinya.
- Pembuatan Metil Ester dengan Katalis berbasiskan Amina. Perbedaan mendasar pemakaian katalis ini adalah tidak adanya garam, sehingga reaksi samping terjadinya pembentukan sabun bisa dihindari. Sehingga proses washing dapat dihilangkan dan juga reaktor lebih adaptable untuk kadar Free Fatty Acid yang lebih tinggi. Proses ini juga akan lebih memudahkan proses pemisahan metil ester dan gliserol karena keduanya benar-benar dalam keadaan terpisah sempurna, sehingga proses dekantasi (Decanting) akan lebih mudah.
Masih ada lagi proses Fischer-Tropsch, tapi akan kita bahas pada bab selanjutnya. Proses FT akan mengubah umpan menjadi gas sintesa, kenudian gas ini dikonversi lagi menjadi senyawa yang diinginkan.
No comments:
Post a Comment