Bahan bakar alternatif untuk transportasi, yang menurut studi Komisi Uni Eropa, paling penting diantaranya adalah Gas Petroleum Cair (LPG), gas alam cair (LNG), compressed natural gas (CNG), Methanol, Dimethylether (DME), Electric dan kendaraan Hybrid, Hydrogen, dan Biofuels cair.
Bahan-bahan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan ketika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Sebuah ringkasan singkat yang paling penting dan menjanjikan alternatif untuk masa depan adalah:
- Jangka Pendek dan Menengah: Biofuels Cair
- Jangka Menengah: Gas Bumi
- Jangka Panjang: Hydrogen
Berkaitan dengan isu-isu dewasa ini, saya akan sedikit mengupas untuk Jangka Pendek dan Menengah yaitu aspek teknis untuk memproduksi biofuels cair. yaitu bioethanol dan biodiesel.
Biofuels cair yang diproses terutama dari tanaman pertanian dan perkebunan atau bahan2 terbarukan lain yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil dalam mesin pembakaran internal.
Biofuels yang akan kita bicarakan sekarang adalah:
- Bioethanol / ETBE yang dihasilkan dari gandum, sugar cane (tebu), sugarbeat dan sorghum manis, yang digunakan sebagai bahan tambahan untuk bahan bakar bensin atau sebagai pengganti dari bensin konvensional.
- Biodiesel dihasilkan dari berbagai jenis minyak sayur (misalnya rapeseed, bunga matahari, dan kedelai) dan gabungan dari berbagai macam methyl ester, yang saat ini digunakan sebagai bahan tambahan atau pengganti solar konvensional.
Bahan bakar lain yang penting dan terkenal dari jenis biofuel cair adalah Biomethanol dan Methyl Tertiary Butyl Eter (MTBE), terutama yang dihasilkan dari bahan lignocellulose dari pertanian, perkebunan maupun hasil hutan dan juga limbah pertanian.
Aplikasi Biofuel
Seperti yang disebutkan di atas, biofuels dapat digunakan dalam bentuk murni sebagai pengganti bensin atau solar, atau sebagai tambahan yang dicampur ke bensin dan solar. Yang paling umum tersedia secara komersial untuk paduan biofuels adalah:
- Low bioethanol blends: Dari 5 sampai 22% bioethanol yang dicampur dengan bensin dikenal sebagai E5G atau E22G. Dalam solar, campuran bioethanol bisa digunakan hingga 15% dikenal sebagai "Oxydiesel" dengan 10 atau maksimum 15 persen etanol konten dalam solar, (E10D atau E15D). Kelebihan dari campuran ini adalah tidak memerlukan modifikasi mesin dan dapat diberikan dengan infrastruktur yang sama.
- High bioethanol blends: paduan ini mencapai kadar 85% bioethanol dalam bensin. Inimemerlukan modifikasi mesin khusus dan telah digunakan secara luas bahan bakar kendaraan fleksibel (Flex Fuel Vehicle). Keberhasilan Brazilia dalam melaksanakan program bioethanol adalah setelah ditemukan dan dipasarkannya FFV ini.
- ETBE: digunakan dalam pencampuran dengan konten antara 10 hingga 15% dan mesin tidak memerlukan modifikasi lebih lanjut.
- Biodiesel: saat ini digunakan di berbagai campuran 100% atau dikenal sebagai biodiesel B100 murni. Tetapi kebanyakan adalah campuran yang bervariasi bervariasi dari 5% dikenal sebagai B5 (dengan 95% solar fosil), B20 dan lebih. Keuntungannya adalah adalah bahwa biodiesel mempunyai karakteristik kimia yang mirip dengan solar fosil dan oleh karena itu, tidak ada mesin modifikasi yang diperlukan.
Untuk proses pembuatannya saya akan buatkan satu persatu-satu di edisi blog selanjutnya.
No comments:
Post a Comment